Jumat, 20 Juli 2012

Buntut Penolakan RUU PT, Gerakan Mahasiswa Medan Bersatu (GMMB) bentrok dengan Satpol PP

Usai menggelar aksi unjuk rasa menolak Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi (RUU PT) di gedung DPRD Sumatera Utara, puluhan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Medan Bersatu (GMMB) terlibat bentrok dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Jumat (13/7/2012).

Sebelum bentrok terjadi, mahasiswa berkumpul di Lapangan Merdeka. Mereka berkumpul seusai menggelar demonstrasi menentang RUU PT di depan Gedung DPRD Sumut. "Kami evaluasi demo yang sudah kami lakukan di Lapangan Merdeka," kata Dera, koordinator aksi Gabungan Mahasiswa Medan Bersatu.
Di saat bersamaan dua personel Satpol PP, melintas di sana. Dera mengaku dia ditantang keduanya. Perempuan ini kemudian mengadu kepada puluhan rekannya yang sedang evaluasi. "Woi ada Satpol PP kubilang sama kawan-kawan. Makin marah orang Satpol PP itu. Habis itu mereka pergi,". Tak lama berselang, puluhan personel Satpol PP datang ke lokasi. Mereka membawa potongan kayu dan besi. "Kami diserang," kata Dera. Hingga akhirnya terjadi bentrokan. Mahasiswa yang tidak tidak tahu apa-apa, melihat kondisi tak kondusif ini terlihat panik dan lari berhamburan meninggalkan lokasi.

Candra Tampubolon salah satu mahasiswa yang menjadi korban dari bentrokan tersebut, ia mengalami luka pada bagian kepala dan terpaksa dilarikan ke Klinik Rakyat Medical Center di Jalan Rakyat Medan. Bukan hanya Candra, April Napitupulu juga menjadi korban dalam peristiwa itu dengan luka bekas sulutan api rokok pada bagian punggung.

Gbr. Mahasiswa yang menjadi korban

Massa selanjutnya menuju kantor Satpol PP Kota Medan yang berada di Jalan Adinegoro.Kedatangan massa ke kantor Satpol PP untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun kedatangan massa hanya disambut oleh pihak kepolisian saja. Anggota Satpol PP tidak satu pun terlihat di tempat tersebut.

Gbr. Massa di UHN
Gbr. Massa GMMB di Kantor Satpol PP


Senin (16/7/2012), aksi lanjutan dilakukan puluhan mahasiswa, terkait bentrok yang terjadi antara mahasiswa dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) pada Jumat (13/7/2012). Di depan kampus Nomensen Jalan Perintis Kemerdekaan Medan massa menggelar aksi blokade jalan  yang sempat menyebabkan kemacetan panjang, di ITM  mahasiswa dengan mengatas namakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Institut Teknologi Medan (KAMI ITM) melakukan demo di depan kampusnya Jalan Gedung Arca dan di depan kampus Universitas Katolik (UNIKA) Santo Thomas Sumatera Utara mahasiswa dengan mengatas namakan KOMENTAR (Komunitas Mahasiswa Bersama Rakyat) dan FRONT PETA (Front Pembela Tanah Air) juga melakukan aksi blokade jalan hingga jalan antara sp.ringroad dan sp.pemda terjadi kemacetan.

Kemudian, dengan hari bersamaan massa menuju kantor Satpol PP Medan di Jalan Adinegoro, tapi tidak ada satupun yang menerimanya. Lalu massa melanjutkan long march-nya ke Mapolresta Medan di Jalan HM Said. Di sini massa tidak di perkenankan masuk sehingga massa berorasi sambil bernyanyi-nyanyi menyindir polisi. Dalam tuntutannya, massa mendesak wali kota dan Kapolda Sumut mengusut tuntas tindak kekerasan terhadap mahasiswa yang dianggap melanggar HAM, dan memberikan sanksi pidana kepada pelakunya.

Selasa (17/7/2012) aksi lanjutan dilakukan kembali dengan long march dari bundaran SIB, kantor walikota, kampus Universitas HKBP Nomensen, kantor satpol ppdan kembali ke kampus Universitas HKBP Nomensen.

Di bundaran SIB massa berorasi  dan  kemudian long march dengan melakukan blokade jalanmenuju kantor walikota. "Tangkap dan adili pelaku penyerangan terhadap mahasiswa di Lapangan Merdeka tanggal 13 lalu," teriak Heru Sinulingga. Karena tak ada daei walikota yang menjamu kedatangan massa, massa melanjutkan  long march ke kampus Universitas HKBP Nomensen. Di UHN Massa dari Gerakan Mahasiswa Medan Bersatu (GMMB) telah berbaur dengan anak Punk jalanan kemudian dengan long march melakukan aksi demonstrasi di kantor Satuan Polisi Pamong Praja (sat Pol PP) di jln Adi negoro. Mereka menuntut tindak kekerasan yang dilakukan oleh sat Pol PP.

Dengan aksi itu personel Sat Pol PP langsung berhamburan ke dalam kantor satpol PP. Aksi yang dilakukan demonstras sempat sedikit memanas, pasalnya tidak ada satupun anggota sat pol PP yang menerima mereka.

Bahkan karena kesal tak ada yang mau menemui mereka, para demonstran sempat melemparkan batu kearah kantor satpol PP tersebut. Aksi tersebut yang sudah sedikit memanas langsung ditenangkan oleh pihak kepolisian.

Karena tak kunjung, ditemui oleh satpol PP, para demonstran langsung meninggalkan kantor satpol PP. Namun ketika meninggalkan kantor satpol PP, pada demonstran kembali memanas karena mereka melihat para personil sat pol PP kembali keluar ketika mereka meninggalkan ruangan mereka.

"Sini kau, jangan berondok saja didalam," ucap para demonstran yang melihat personil satpol PP.

Namun, satpol PP saat itu tidak terpancing dan hanya melihat kearah kerumunan demonstran.

Hendra mahasiswa yang turut melakukan aksi demonstrasi tersebut. Mengatakan aksi mereka menuntut pihak satpol PP bertanggung jawab atas pemukulan yang dilakukan mereka terhadap mahasiswa jumat lalu (14/7).

"Rahudman Harahap dan Kasat Pol PP Kota Medan Sofyan harus bertanggung jawab atas insiden pemukulan tersebut dan meminta bubarkan Satpol di Kota Medan,"ucapnya.

Koordinasi aksi Heru, mengatakan kedatangan mereka terkait aksi kekerasan  oleh oknum Satpol PP terhadap mahasiswa HKBP Nomensen. "Kami  meminta kepada pihak pemerintahan Kota Medan dan kepolisian agar segera mengusut tuntas kasus tersebut, dan , meminta ganti rugi biaya perobatan dan kerusakan sepeda motor dan stop kekerasan anak punk dan pedagang kaki lima," ucapnya.

"Kami juga manusia, punk juga mempunyai hak yang sama di negeri ini dan kami juga pingin hidup" ujar salah satu anak punk.

Karena tak kunjung juga di jamu oleh Kasatpol PP, massa meninggalkan kantor satpol pp dan melanjutkan aksi di depan kampus Universitas HKBP Nomensen./net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar